Selasa, 11 Mei 2010

Apa itu homosistein?

Homosistein adalah asam amino (bagian terkecil dari protein) yang merupakan produk antara dalam siklus metionin menjadi sistein.

Beberapa gangguan yang dapat mengakibatkan gangguan pada konsentrasi homosistein adalah:
1. Kelainan genetic (kelainan genetic ini terjadi akibat adanya gangguan pada gen MTHFR sehingga mengakibatkan gangguan pada perubahan homosistein menjadi metionin.
2. Defisiensi asam folat atau vitamin B6 dan vitamin B12 (asam folat, vitamin B6 dan vitamin B12 diperlukan dalam metablisme homosistein, sehingga apabila terjadi defisiensi pada salah satu komponen ini maka homosistein tidak dapat diubah menjadi metionin dan sistein)
3. Penyakit ginjal
4. Hipotiroidisme (konsentrasi hormone tiroid yang rendah)

Homosistein dan penyakit Kardiovaskular

Peningkatan konsentrasi homosistein yang beredar dalam pembuluh darah merupakan factor resiko untuk kerusakan pembuluh darah. Homosistein merupakan factor resiko independent penyakit kardiovaskular, dimana homosistein dapat mengakibatkan peradangan kronis pada pembuluh darah ( peradangan yang berlangsung dalam jangka waktu lama). Peradangan ini dapat memacu luka pada pembuluh darah yang selanjutnya akan mengakibatkan terbentuknyagumpalan plak aterosklerosis yang dapat menyumbat jalannya aliran dalam dalam pembuluh. Peningkatan konsentrasi homosistein juga meningkatkan resiko terjadinya gumpalan darah dalam vena sehingga terjadi penyumbatan pada vena.

Homosistein dan resiko pre-eklampsia pada kehamilan

Definisi pre-eklampsia menrut PRECOG adalah terjadinya hipertensi baru (tekanan diastolic > 9m mmHg) dan proteinura yang signifikan (ekresi protein urin >300mg/24 jam atau >2+ dengan dipstick) pada atau setelah usia kehamilan 20 minggu. Jika pre-eklampsia tidak ddiagnosis dan diobati, dapat berkembang menjadi kegagalan multiorgan sang ibu dari kematian baik janin maupun ibunya. Pre-eklampsia kemungkinan terjadi akibat adanya kerusakan pada pembuluh darah.

Nilai konsentrasi homosistein pada wanita hamil umumnya menurun. Hal ini terjai sebagai respon fisiologi terhadap kehamilan, meningkatkan hormosn estrogen, pengenceran darah karena meningkatnya volume plasma atau meningkatnya kebutuhan metionin baik pada janin maupun ibunya. Hiperhomosisteinemia pada kehamilan berhubungan erat denga kondisi pre-eklampsia di mana cukup banyak studi menunjukkan bahwa homosistein meningkat pada wanita dengan pre-eklampsia. Wanita dengan pre-eklampsia erat mempunyai konsentrasi homosistein yang tinggi pada awal kehamilannya, sehingga tigginya konsentrasi homosistein pada awal kehamilan dapat memperkirakan resiko perkembangan pre-eklampsia berat.

Sumber : Seri Edukasi Prodia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar