Senin, 02 November 2009

Siapa itu Clairvius Narcisse?


Mendengar kata “Zombie” kita pasti berpikir tentang tokoh yang ada di film-film.

Zombie biasanya dikarakterkan sebagai manusia yang terjangkit virus dan menjadi mayat hidup. Pernahkah terbayang oleh anda tentang zombie di kehidupan nyata?

Seorang pria asal Haiti bernama Clairvius Narcisse, mengaku pernah dijadikan zombie melalui kombinasi obat-obatan.

Dari hasil laporan yang didapat, Pada tanggal 2 Mei 1962 Clairvius Narcisse dijual oleh saudaranya ke tuan zombie. Tepatnya setelah bertengkar dengan saudaranya karena Narcisse menolak untuk menjual tanah keluarganya. Oleh tuannya Clairvius diracuni dengan 2 macam obat untuk dijadian zombie. Obat yang pertama, merupakan obat yang membuat seseorang bisa kehilangan kesadaran. Orang tersebut masih hidup, namun dia tidak memiliki kehidupan. Sedangkan obat jenis kedua yang diberikan adalah obat yang bisa membuat seseorang kehilangan memorinya selama ini. Sehingga orang tersebut akan mengikut apa yang dikatakan oleh tuannya.

Bersama dengan beberapa zombie lainnya, ia diperkerjakan secara paksa di perkebunan gula hingga tuannya maninggal pada 1964. Setelah tuannya meninggal, racun tersebut sudah tidak diberikan lagi sehingga efeknya perlahan menghilang. Setelah 16 tahun berkelana mengitari pulau dan bertemu dengan saudara jauhnya akhirnya ia dapat mengingat sedikit tentang masa kecilnya. Seperti orang yang baru sembuh dari kerusakan otak, maka ia kembali ke keluarganya.

Cerita tentang Clairvius Narcisse menjadi populer setelah dituangkan dalam buku berjudul The Serpent and the Rainbow yang ditulis oleh Wade Davis, seorang penjelajah Discovery Channel.

Di dalam bukunya disebutkan bahwa Narcisse diberi racun neurotoxin yang biasa ditemukan di dalam tubuh ikan fugu yang mana terkenal dengan racun pemati sarafnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar