1. Zaman Purbakala
Sejarah musik sudah dimulai dari zaman purbakala, meskipun kita tidak memiliki sumber informasi yang cukup. Pada zaman purbakala atau lazim juga disebut musik primitif ini musik tidak memiliki tujuan tersendiri, seperti yang terjadi di Amerika dan Afrika. Fungsinya hanyalah sebagai alat saja, media atau bahan dalam ritual magis mereka.
Magis pada musik itu mereka tinjau dari tiga segi, yaitu:
1. Segi irama
àtekanan-tekanan diberi dengan genderang atau bongo.
2. Segi pengulangan beberapa kali
àmenurut aturan yang berlaku dapat diketahui beberapa kali pengulangan diperbolehkan.
3. Segi permainan sebagaimana semestinya
à cara-cara diatur dan dikhususkan untuk fungsi magis.
Ketiga sifat ini terkandung dalam nyanyian dan tari mereka yang dilakukan dengan cermat. Beberapa tarian padri di pulau Nias,
Musik primitif nantinya akan diikuti oleh musik kuno yang tersebar di sebagian besar Eropa pada 1500 SM dan kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia, meskipun di beberapa belahan dunia sudah memiliki musik sendiri. Perkembangan tersebut juga dipengaruhi oleh adanya sosialisasi yang terjadi pada suatu daerah dengan daerah lain, penerimaan masyarakat terhadap musik tertentu, dominasi peradaban dan kekuasaan kelompok-kelompok masyarakat/suku tertentu yang mempengaruhi perjalanan bentuk dan aliran musik tersebut.
2. Bangsa Asia dan Timur
Tiongkok
Bangsa Tiongkok memiliki catatan tentang musik dari orang-orang Tiongkok purba.
Kurang lebih tahun 1200 SM, tangga nada pentatonis tersebut ditambahkan dua nada lagi, yaitu nada B dan E. menurut teori mereka, satu oktaf dibagi atas 12 nada – hal ini sudah mereka temukan kurang-lebih sejak 2700 tahun sebelum Masehi – yang berarti lingkaran Kwin telah mereka ketahui jauh sebelum Pythagoras (550 SM).
Instrumen yang mereka gunakan adalah: king dan gitar sebagai instrumen bertali; disusul kemudian genderang dan alat-alat musik pukul.
Mesir
Tidak ada catatan peninggalan dari zaman Mesir purba. Namun dari peninggalan relief, pahatan serta hiasan dinding menunjukkan bahwa mereka sudah banyak menggunakan musik. Terdapat banyak gambaran serunai, suling serta instrumen bertali seperti lauto dan harp.
Nada primer orang Hindi ada 7 buah nada. Mereka membagi tangga nada mereka menjadi 22 bagian yang berbeda dalam satu oktaf. Mereka menggunakan 32 tangga nada turunan, dari tangga nada yang bermula dari A. Oleh karena itu, musik India kuno sudah lebih maju bila dibandingkan Tiongkok purba.
Ritual keagamaan merupakan satu-satunya sifat musik
Jawa, Sunda, Bali, Batak dan daerah lain di Indonesia
Gamelan Jawa adalah orkes besar dengan perkusi sebagai instrumen primernya. Prinsip ini juga nampak pada gamelan Sunda,
Prinsip perkusi ini juga terdapat pada gondang Batak, Nias, Karo Simelungun dan ang menyerupainya di seluruh kepulauan
Prinsip beberapa suara dalam gondang atau gamelan terdapat dalam beberapa variasi, dimana terdapat banyak improvisasi spontan dalam batasan-batasan tertentu. Setiap pemusik memberi variasi irama dan melodi yang masuk pada tema.
Ditinjau dari segi irama dan warna musik, maka musik
Arab
Interval nada pada musik Arab sudah mencapai pembagian yang halus dalam satu oktafnya. Hanya saja musik Arab tidak setua musik Hindu/India, kira-kira pada tahun 600 SM. Instrumen mereka yang banyak digunakan adalah: lauto, rebab (yang bisa disebut sebagai pendahulu violin pada masa kini), mandolin, psalterium (pendahulu piano).
Palestina
Bangsa
Instrumen mereka waktu itu adalah: terompet, bosaun, harp dan instrumen pukul. Tulisan musik juga sudah mereka kenal, yaitu tulisan musik neginot.
3. Yunani Kuno
Bangsa Yunani dapat disebut bangsa pemilik musik kuno terpenting. Bangsa Yunani kuno juga terkenal dengan musik. Bangsa Yunani kuno menggunakan musik untuk keperluan ritual kepercayaan.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen petik seperti lyra dan kithara. Instrumen tiup dengan reeds adalah aulos (seperti oboe).
1 komentar:
Kunjungi website kami di
http://pernakpernikmusik.com
Posting Komentar