Rabu, 23 Februari 2011

Benarkah Pernah Ada Mutilasi Oleh Alien?


Pada tahun 1994, telah terjadi suatu kasus kriminal yang paling membingungkan yang belum pernah terjadi dalam sejarah manusia. Seorang pria telah dibunuh dengan dimutilasi. Yang membuat kasus ini menjadi misteri adalah korban telah dimutilasi secara sistematis. Ini adalah kasus mutilasi sistematis pertama yang pernah terjadi.

Siapapun pelakunya, jika dia manusia, maka dia telah berhasil mengalahkan teknologi sains kedokteran pada saat itu. Dia juga telah berhasil mengambil organ-organ yang ia inginkan. Korban telah kehilangan mata kiri, telinga kiri, bibir, lidah dan tulang rahang dari wajahnya.

Pada bagian dada korban, dua lubang telah dibentuk dengan tingkat kedetilan yang sangat sempurna.

Pada dubur korban, dibuat sebuah lubang untuk menghisap isi perut korban. Dan seolah seperti dihisap dari luar, isi perut korban telah meninggalkan rongga perutnya tanpa irisan operasi di bagian perut.

Yang lebih membingungkan lagi dari kenyataan ini, bahwa tidak ada darah. Hal ini jelas membuktikan bahwa mutilasi sitematis ini dilakukan dengan kecepatan, ketepatan, dan tingkat teknologi yang san
gat maju dibanding teknologi manusia pada saat itu.

Memang untuk mengatakannya adalah hasil perbuatan ‘tamu bumi’ masih merupakan hal yang skeptis menurut saya. Ditunjang dengan logika-logika mengenai ‘sang tamu’ yang hingga saat ini masih menjadi perdebatan. Tapi setidaknya inilah kejadian yang paling membingungkan yang dikaitkan dengan intervensi makhlu asing.

Pada tahun 1998, empat tahun setelah mayat itu ditemukan, peneliti asal Brazil, Zapata Carcia dan Dr. Ruben Goes mengungkapkan kepada publik informasi mengenai kejadian ini. Dari pernyataan resmi yang beredar, Tubuh korban ditemukan di sebuah waduk Guarapiranga yang terletak di daerah selatan Sao Paulo, Brazil.

Zapata dan Dr Rubens juga memiliki serangkaian foto bocoran kepada mereka dari orang dalam dalam di kepolisian Brasil. Setelah pihak kepolisian meneliti dengan saksama mengenai kasus ini, akhirnya pihak kepolisian menawarkan kasus ini kepada Zapata dan Dr. Rubens.

Polisi memang bertanggung jawab dengan kasus kriminal, tapi setelah melihat kondisi korban, jelas ini bukan kasus kriminal sembarangan. Tidak ada bekas senjata, tidak ada bekas tali, tidak ada juga bekas kekerasan atau tanda-tanda perlawanan dari korban.Semuanya terlalu rapi.

Di sisi lain, laporan otopsi mengatakan lebih banyak keanehan dibanding apa yang dapat dianalisa para polisi. Laporan resmi dari hasil otopsi men: “kami mengamati pembersihan daerah orbital kanan dan kiri, pengosongan rongga mulut, faring, oropharynx, leher, kiri dan kanan daerah ketiak, perut, rongga panggul, pangkal paha kanan dan kiri daerah."
Berikut adalah kutipan dari laporan resmi otopsi tersebut:

"Aksilaris daerah di kedua belah pihak menunjukkan tempat-tempat organ lunak telah dipindahkan. Insisi dilakukan di muka, internal dada, perut, kaki, lengan, dan dada. Bahu dan lengan telah Perforasi 1 sampai 1,5 inci dengan diameter di mana jaringan dan otot yang diekstrak. Tepi-tepi perforasi yang seragam dan begitu ju
ga ukurannya. dada telah menciut karena pembersihan organ internal. "

"pemotongan lubang yang saksama" ditemukan dalam posisi strategis di seluruh tubuh yang digunakan untuk mengekstraksi organ internal. Tingkat ketelitian dari lubang ini menunjukkan bahwa operasi itu dijalankan dengan sangat cepat, juga menggunakan aplikasi panas atau laser dan semua ini terjadi saat korban sebagai subjek masih hidup.
Dari laporan resmi otopsi juga dikatakan: "PEMERIKSAAN INTERNAL: ... setelah membuka rongga tengkorak menggunakan teknik Griessinger kami menemukan: 17) otak tidak terhalang tempurung; 18) edema otak".

Dalam laporan resmi otopsi juga mengatakan bahwa penyebab kematian dari korban adalah:

"... haemorhage akut dalam beberapa traumatis. Ada komponen causa mortis (penyebab kematian) oleh stimulasi vagus" (menyiratkan cardio-pernapasan yang disebabkan oleh rasa sakit). "Korban menunujukkan luka-luka dengan karakteristik reaksi penting, yaitu, ada komponen "penyiksaan ". Modus operandi yang diduga adalah: sayatan di bagian sensitif hingga membuat lubang kemudian menggunakan perangkat menghisap".

Selain foto-foto yang mengejutkan, fakta bahwa laporan otopsi resmi secara terang-terangan menyatakan bahwa korban tewas karena insisi penggunaan "perangkat menghisap" mengangkat kasus ke tingkat luar skeptis logika dimana kita sanggup untuk sepakat bahwa ini adalah kasus yang bukan dilakukan oleh manusia.

Kasus ini telah membuat bingung dengan dua gagasan: pertama ekstraksi bagian-bagian tubuh dengan mengunakan perangkat menghisap, kedua, makhluk yang bertanggung jawab tidak mungkin manusia.

Beberapa teori yang beredar mengatakan bahwa ini adalah hasil ujicoba teknologi militer pada saat itu. Namun, saya tidak sepenuhnya yakin dengan gagasan ini. Kita ambil logika, jika memang militer Amerika sedang melakukan ujicoba untuk teknologi senjata mereka, alasan apa yang akan membuat mereka menghabiskan anggaran jutaan dolar untuk membuat senjata penghisap organ tubuh manusia? Apakah setiap korban perang mereka akan dihisap organ-organnya? Jelas tidak mungkin suatu teknologi manusia menciptakan alat brutal ini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar